Selasa, 17 September 2013

Berapa Kalori yang Dibutuhkan dalam Sehari?



foto by irdan

KOMPAS.com - Berapa sebenarnya standar asupan kalori per hari? Standar umum kalori yang dibutuhkan seseorang ternyata berbeda-beda. Faktor-faktor seperti jenis kelamin, umur, berat badan, kegiatan fisik, keadaan fisiologis (misalnya ibu hamil), dan lain-lain.

Tetapi secara umum, laki-laki membutuhkan 2.500 kalori per hari, sementara perempuan butuh sekitar 2.200 kalori per hari. "Yang pasti, patokannya adalah gizi seimbang," kata Ratna Yuliana, SP, pakar gizi.

Gizi seimbang meliputi keanekaragaman makanan, antara makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), yaitu makanan pokok, sumber zat pembangun (protein) melalui lauk pauk, dan sumber zat pengatur melalui sayuran dan buah.

Protein bisa hewani seperti daging, ikan, atau telur, maupun protein nabati, seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Selain seimbang komponen zat, juga seimbang waktu makannya. Makan pagi, siang, malam, plus snack. Juga keseimbangan antara asupan (jumlah yang dimakan) dan kebutuhan, yaitu angka kecukupan kalori, yang 2.200 dan 2.500 tadi.

Porsi makan yang disarankan Ratna haruslah 4 sehat 5 sempurna, meliputi nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan snack. Untuk makanan pokok, seperti nasi, misalnya, laki-laki membutuhkan sekitar 5 piring per hari. "Satu piring sekitar 200 gram, jumlah kalorinya sekitar 300 kalori. Sementara perempuan membutuhkan 3 piring nasi per hari, dibagi 3 kali waktu makan, pagi-siang-malam," jelasnya.

Konsumsi lauk pauk, baik laki-laki maupun perempuan hampir sama, sehari sekitar 2 potong. Satu potong atau satu porsinya sekitar 50 gram. Lauk ini bisa dibagi jadi lauk hewani seperti daging, telur, atauikan, dan protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

Tahu atau tempe sehari 3 potong, sekitar 50 gram. Sedangkan sayuran, kebutuhan laki-laki maupun perempuan hampir sama, yaitu 1 porsi per hari, sekitar 100 gram. Buah juga minimal 1 porsi, sekitar 100 gram. Jika ukuran buahnya kecil, bisa mengambil 2-3 potong, pokoknya beratnya 100 gram. Konsumsi snack sehari 1 porsi, sekitar 150-250 kalori.

Jadi, pada perempuan misalnya, jika kebutuhan kalori per harinya 2.200 kalori, bisa dibagi menjadi makan pagi sekitar 20 persen, makan siang dan makan malam 30 persen, dan sisanya snack. Snack bisa 2 kali, pagi dan sore, masing-masing 10 persen.

"Laki-laki pembagiannya sama, cuma kebutuhan kalorinya lebih banyak, yaitu 2.500 kalori," lanjut lulusan program studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB, Bogor ini. Patokan takaran untuk awam biasanya ukuran rumah tangga. Misalnya satu iris kue, beratnya sekitar 15-20 gram. Paling berat 50 gram.

"Kandungan kalorinya memang enggak bisa dilihat begitu saja, tergantung komposisi bahan pembuatnya. Penyumbang kalori paling besar pada makanan tergantung bahan utamanya. Misalnya lemper, kandungan utamanya dari beras ketan. Penyumbang kalori terbesarnya adalah beras ketan. Opor ayam, penyumbang kalori terbesarnya adalah daging ayam dan santannya. "Yang tinggi kalori biasanya karbohidrat dan lemak," tutup Ratna.

(Hasta Prianggoro/Tabloid Nova)
Editor :
Nadia Felicia

Alasan Nabi Sayang Banget sama Kucing! Fakta Ilmiah Bicara !! Bonus : Toxoplasmosis, Siapa Takuut….?!!

foto by irdantio

Agan2 pasti sering denger kalau Nabi suka banget sama kucing
tapi emg nabi sayang semua binatang dan mereka semua diperlakukan mulia.
Bnyk kisah2 ttg kucing (karena kucing memang binatang
yang banyak berkeliaran disekitar manusia).
Bahkan nabi juga memiliki kucing peliharaan

Stiap Nabi menerima tamu di rumah, nabi SELALU ngegendong mueeza (nama kucingnya) dan ditaruh dipahanya.
Salah satu sifat Mueeza yang paling nabi demen:
'Mueeza selalu mengeong ketika mendengar azan, seolah-olah ngeongnya ky ngikutin lantunan suara adzan'

Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Terus, pernah juga nabi mau ngambil jubahnya, eh ada Muezza lagi bobo diatasnya.. Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri mueeza dari jubahnya supaya ga ngebangunin Muezza.

Pas Nabi pulang ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya.
Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan kucing itu


pertanyaaan:
Nabi menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu tidak najis.
Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.

Kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis?
Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?


oke! sekarang ane bakal nunjukin kesuperistimewaan dari KUCING!
inilah alasan2 kenapa Nabi sayang Kucing
cekidot gan!!



FAKTA ILMIAH TENTANG KUCING ...

FAKTA 1
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri.
Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.

Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.

Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
(makanya gigi kucing ga ada yg koneng gan )


FAKTA 2

Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.
Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.
Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus.
Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.

Hasil yang didapatkan adalah:

1. Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.

Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba.
Liurnya bersih dan membersihkan.


Komentar Para Dokter yang Bergelut dalam Bidang Kuman

Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing.
Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.

Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing,
manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia.
Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.

Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll)
Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tdk banyak berjemur dan tidak dekat2 dgn air.
Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.



FAKTA 3

Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.

mukjizat hadits nabi:

Sisa makanan kucing hukumnya suci.
Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu.
Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum.
Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”
Ia menjawab, “Ya.”
Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.”
Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana.
Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur.
Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut.
Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing,
(HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).

Hadis ini diriwayatkari Malik, Ahmad, dan imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya suci.



TAMBAHAN

ane juga baca, kalau jaman dulu kucing dipakai buat terapi..
dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan CMIIW
selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress


sumber:
ane dapat dari browsingan.. lupa dimana
penelitian dilakukan di rumah sakit Hamdan dan rumah sakit Yaman di Damaskus.



Nah, dari fakta diatas ane menarik kesimpulan:

1. makan, minum, bobo bareng kucing tidak apa2..

2. kucing sangat bersih, melebihi manusia.

Namun mslh yang timbul dr kucing biasanya karena kutu kucing dan alergi bulu
Soal penyakit mandul untuk wanita, ga bakal terjadi kalau kucing tinggal di lingkungan bersih, dikasih makanan yang sehat..
(tentunya daging2an karena mereka karnivora, atau makanan kucing yg di toko2 juga bisa)


Sekarang, apakah pantas kucing dibunuh karena mencuri ikan?
Kalau itu kucing piaraan agan, agan wajib mendidik kucing dengan cara yang baik.
Kalo dikasi makanan yg cukup, diajarin makanan mana yang ga boleh disentuh,
disayang, diperhatiin,
pasti kucing ga bakal ngelanggar aturan dari agan..

Ketidaktanggungjawaban kita sama piaraan sendiri justru yang berakibat buruk


Trs gmn sm binatang lain?
Semut, nyamuk, cicak, kecoa, tikus, dan semua binatang2 lain yang tidak kita pelihara?
Apa boleh kita bunuh?

Kalo kata ane sih sebaiknya JANGAN.. Membunuh binatang sendiri juga ada ketentuannya


alasan ane:

Binatang baru boleh dibunuh utk 2 alasan:
1. Dimakan, dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
2. Gangguan yang membahayakan jiwa.

poin 2 yang ane tekanin,
- Misal ada hama menyerang tanaman padi, bisa dibunuh dengan pestisida atau naro predator alaminya.
- Misalnya ada buaya segede rumah menyatronin rumah warga, makan sapi sekali hap, makan bayi ky ngemil, nah itu boleh di ko'it in
- Ular masuk rumah?? Tunggu dulu! kasih peringatan buat pergi (sampai 3 hari diperingatin, nah kalo udh 3 hari dia masih betah di rumah, mending dijadiin dompet aja gan
- nyamuk aides agepty, semprot gan.. crooott..


Jd selama ada cara lain buat mengusir binatang2 yang jadi pengganggu,
menurut ane akan lebih bijak untuk dilakukan daripada langsung membunuh binatang itu.
Kalo kita ngejaga kebersihan lingkungan.. tikus, nyamuk sm kecoa juga ga bakalan betah (inget2 lagunya enno lerian )



Tambahan :
Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam telah melihat wanita yang mengikat kucing ini berada di Neraka manakala beliau melihat Surga dan Neraka pada shalat gerhana. Dalam Shahih Bukhari dari Asma binti Abu Bakar bahwa Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Lalu Neraka mendekat kepadaku sehingga aku berkata, ‘Ya Rabbi, aku bersama mereka?’ Aku melihat seorang wanita. Aku menyangka wanita itu diserang oleh seekor kucing. Aku bertanya, ‘Bagaimana ceritanya?’ Mereka berkata, ‘Dia menahannya sampai mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari makan.” Nafi’ berkata, “Menurutku dia berkata, ‘Mencari makan dari serangga bumi.”

Muslim meriwayatkan dari Jabir hadits Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam yang melihat seorang wanita yang mengikat kucing berada di Neraka. Di dalamnya terdapat keterangan bahwa wanita itu berasal dari Bani Israil. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa wanita itu berasal dari Himyar.

TAKHRIJ HADITS
 Hadits tentang kucing dalam Shahih Bukhari dalam Kitab Bad’il Khalqi, bab”Jika lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang dari kalian” (VI/356), no. 3318. Dan dalam Kitab Ahaditsil Anbiya’, no. 3482. Dan dalam Kitabul Musaqah, bab keutamaan memberi minum, 5/41, no. 2365.

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar dalam Kitabus Salam, bab ”Diharamkannya membunuh kucing” (4/1760, no. 2242-2243).

Hadits tentang Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat seorang wanita yang mengikat kucing diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya dalam Kitabul Adzan dan Asma’ binti Abu Bakar (2/231, no. 745) dan Kitabul Musaqah Abdullah, keutamaan memberi minum air (5/41) no. 2364.

Adapun riwayat Muslim tentang Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat wanita yang menyiksa kucing terdapat dalam Kitabul Kusuf, bab apa yang diperlihatkan kepada Rasululloh dalam shalat Kusuf, 2/622, no. 904.

PENJELASAN HADITS
 Ini adalah kisah wanita Himyariyah Israiliyah yang mengurung seekor kucing, tetapi dia tidak memberinya makan dan minum hingga kucing itu mati karena kelaparan dan kehausan. Ini menunjukkan kerasnya tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Tuhannya tentang kezhaliman manusia yang hatinya keras dan membatu.

Jika wanita ini ingin agar kucing ini tetap di rumahnya, dia mungkin saja memberinya makan dan minum yang bisa menjaga hidupnya. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam telah menyampaikan kepada kita bahwa kita meraih pahala dengan berbuat baik kepada binatang. Jika dia enggan memberinya makan yang menjaganya dari hidup, maka dia harus melepasnya dan membiarkannya bebas di bumi Alloh yang luas. Ia pasti mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Alloh telah menyediakan rizki bagi kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu pula serangga-serangga yang ditangkapnya.

Perbuatan ini telah mencelakakan wanita tersebut, sehingga dia masuk Neraka. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat kucing itu memburu wanita yang menahannya di Neraka. Bekas-bekas cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Beliau melihat itu manakala Surga dan Neraka diperlihatkan kepadanya pada saat shalat gerhana.

PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADITS

1.Besarnya dosa orang-orang yang menyiksa binatang dan menyakitinya dengan memukul dan membunuh. Wanita ini masuk Neraka karena dia menjadi sebab kematian seekor kucing.2.Boleh menahan binatang seperti kucing, burung, dan sebagainya, jika diberi makan dan minum. Jika tidak mampu atau tidak mau, maka hendaknya melepaskannya dan membiarkannya pergi di bumi Alloh yang luas untuk mencari rizkinya sendiri.3.Di Akhirat, manusia diadzab sesuai dengan perbuatannya di dunia. Wanita ini diserang oleh seekor kucing di Neraka dengan mencakari tubuhnya.


 -----------------------------------------------------------------------------------------

Toxoplasmosis, Siapa Takuut….?!!
Posted by Siti on Jul 2, '05 2:17 AM for everyone


Kalau ada yang paling trauma dengan Toxoplasmosis tentulah dia dari kalangan ibu atau para wanita. Betapa tidak, konon Toxoplasma adalah penyebab kemandulan wanita atau hidrocephalus pada bayi yang dilahirkannya.
Toxoplasma juga erat dihubunga-hubungkan dengan “si meong” yang biasa berkeliaran di sekitar rumah kita. Maka tak heran jika akibatnya si pus lucu yang tak berdosa itu menjadi “kambing hitam” bahkan lebih parah, menjadi “monster” yang dibenci dan ditakuti oleh sebagian orang, terutama ibu-ibu atau para wanita tadi. Sebenarnya apa sih Toxoplasmosis itu? Dan benarkah tuduhan yang ditujukan pada kucing sebagai penyebab timbulnya Toxoplasmosis pada manusia? Tulisan ini mencoba menjawab keresahan yang ditimbulkan akibat kurangnya pengetahuan kita tentang seluk beluk Toxoplasmosis dan cara penularannya.

Penyakit Toxoplasmosis berasal dari infeksi parasit Toxoplasma gondii, perlu digarisbawahi “parasit” bukan virus seperti yang sering salah kaprah ditudingkan oleh orang-orang yang “emoh” dengan kucing. Parasit Toxoplasma ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Toxo artinya lengkung dan plasma artinya bentuk karena memang parasit ini berbentuk seperti bulan sabit jika dilihat dengan mikroskop. Sedangkan gondii diambil dari nama hewan sejenis tikus yang diketahui pertama kali mengandung organisme ini yaitu pada tahun 1908 di Tunisia, sedangkan pada manusia baru ditemukan pada tahun 1923 di Cekoslowakia.

Bagaimana penularannya pada manusia?

Pemahaman yang sering berkembang di masyarakat awam adalah bahwa Toxoplasma adalah virus yang terdapat pada bulu atau kotoran kucing dan dapat menimbulkan kemandulan wanita atau cacat (hydrocephalus) pada bayi yang dilahirkannya. Pemahaman ini harus segera diluruskan. Bahwa Toxoplasma bukanlah virus telah dijelaskan di atas. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu: yang pertama, secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata parasit toxo telah mencemarinya. Kedua, memakan daging sapi, kambing, babi, ayam, atau anjing yang mengandung parasit toxo yang tidak dimasak dengan sempurna (matang). Ketiga, infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan. Seorang ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan secara congenital. Dan yang keempat adalah melalui transfusi darah, transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis. Itu saja!

Satu hal yang juga perlu dicermati adalah bahwa penyakit ini tidak mengenal gender, artinya ia tidak saja menginfeksi wanita tapi kaum pria pun tidak sedikit yang terinfeksi. Penyakit ini pada umumnya tergolong penyakit yang asimptomatis, maksudnya tidak menampakkan tanda-tanda klinis pada korban yang terinfeksi. Penderita toxoplasmosis juga tidak selalu menyebabkan kemandulan atau keguguran si jabang bayi, tapi bisa juga menyebabkan radang paru-paru, hydrocephalus, gangguan penglihatan sampai kebutaan. Tapi sering pula tidak menimbulkan gangguan apa-apa. Biasanya Toxoplasmosis akan menampakkan gejala klinis jika ada interkurensi infeksi misalnya dengan virus atau protozoa lain atau pada kondisi stress dan immunosupresi (penurunan daya tahan tubuh, seperti pada penderita kanker dan AIDS).

Lantas, hubungannya dengan kucing?

Kucing dan juga hewan-hewan lain dari famili Fellidae seperti cheetah, leopard dan lain-lain merupakan induk semang defenitif dari Toxoplasma gondii, penyebab toxoplasmosis. Jadi seandainya di dunia ini tidak ada kucing dan hewan sebangsanya itu maka parasit toxo pun tak dapat menyempurnakan siklus hidupnya. Tapi lantas bukan berarti kita harus “menghabisi” hewan yang disayang Nabi ini. Tidak semua kucing harus dituduh sebagai penyebab toxoplasmosis, sangat kasihan jika ternyata mereka harus ditelantarkan. Pun sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa terinfeksi parasit Toxoplasma, karena pada hakekatnya semua hewan berdarah panas termasuk burung dan mamalia bisa terinfeksi parasit ini, yaitu sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host). Hanyasaja hewan-hewan intermediated host ini tidak bisa menulari manusia selama kita tidak mengkonsumsinya. Beda dengan kucing. Karena pada usus halus kucinglah Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya, dan akan dikeluarkan bersamaan dengan feces/kotorannya. Mungkin karena alasan inilah maka kucing menjadi “sangat berdosa” bagi sebagian kita sementara sapi, kambing, ayam, anjing dan hewan lainnya tidak, meski sama-sama punya “bibit” Toxoplasma di tubuhnya. Ini tidak adil, bukan? Lantas, perlakuan “adil” bagaimana yang seharusnya kita tempuh agar kucing tak lagi tertuduh dan kita juga terhindar dari bahaya? Berikut adalah tipsnya:

1. Sediakan pasir/tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari.
2. Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa.
3. Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, tapi masaklah terlebih dahulu.
4. Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
5. Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
6. Hindari memakan daging mentah/setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
7. Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
8. Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging/jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
9. Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma. 10. Jika anda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakannya buang kotoran tidak sembarangan yaitu di kamar mandi sehingga mudah dibersihkan.

Terakhir, sesungguhnya bukan sebab seseorang memelihara kucing atau tidak, juga bukan karena seseorang “akrab” dengan kucing atau tidak yang membuka peluang terkena penyakit toxoplasmosis ini, melainkan bagaimana cara orang tersebut menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Karena seorang yang teramat “anti” dengan kucing pun bisa saja terinfeksi Toxoplasma jika tidak peduli dengan kebersihan. Misalnya malas mencuci tangan saat hendak makan atau gemar memakan daging mentah / setengah matang. Dan sebaliknya, seorang yang hidup dengan banyak kucing disekelilingnya bisa tetap aman dari toxoplasmosis selama dia peduli dan menjaga kebersihan. Mudah-mudahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar rumah kita terhindar dari ancaman Toxoplasma yang selama ini menakutkan, hingga kitapun dapat berkata dengan tenang: “Toxoplasmosis, siapa takuuut…!!!”.

dari :http://reedha.multiply.com/journal/item/1/1


Selasa, 03 September 2013

Bagian bagian DSLR canon tipe 1100D beserta fungsinya

Selamat datang temen” semua diblog Difikom. Dalam entry ini kami akan menjelaskan bagian-bagian pokok kamera DSLR. Mungkin sebagian temen-temen masih pada bingung nih bagian-bagian kamera khususnya DSLR. Langsung aja guys, cikedot...!
Ok, pertama kita akan membahas kamera canon, sebagai contoh kami akan membahas canon 1100 D
Tampak depan :
1.     Lensa
Kelebihan kamera DSLR dengan camdig terletak pada lensa. Zoom dan fokus bisa kita atur sedemikian rupa tergantung minat dan tehnik kita. Dan kita juga bisa mengubah jenis-jenis lensa kita sesuai dengan kebutuhan. Misal: clasic lense, fishe eye lense, super wide angel lense dan lain-lain. DSLR dan lensa memiliki perbedaan mount, jadi tidak bisa sembarangan membeli lensa. Pastikan size mount kamera dan lensa sama.
2.    Grip
Merupakan bagian yang menonjol sebelah kanan pada kamera DSLR yang berfungsi sebagai pegangan kamera supaya kuat dan lebih mantap pada waktu jepret.
3.    Shutter and dial
Tombol shutter berfungsi untuk mengambil bidikan dan dial berfungsi untuk mengatur kecepatan diagfragma/aperature
4.    Tombol lensa
Berfungsi sebagai pemisah antara body kamera dengan lensa
5.    Built in flash light
Berfungsi untuk memberikan penerangan diwaktu cahaya kita kurang.

Tampak belakang :

1.     Viewfinder
Merupakan istilah lain dari jendela bidik. Apapun yang kita lihat di viewfinder hasilnya akan sama dengan hasil jepretan kita. Di viewfinder terdapat karet yang berfungsi sebagai penahan cahaya dan bantalan mata kita yang disebut eye piece. Terdapat pula titik fokus.
2.    LCD
Terdapat 3 fungsi didalam LCD antara lain : melihat hasil jepretan kita, melihat info-info dan settingan pada kamera, dan terakhir sebagai live view yaitu sebagai jendela bidik sama seperti viewfinder, terdapat pula titik-titik fokus.
3.    Tombol navigasi
Berfungsi untuk mengendalikan setting camera dan melihat hasil foto yang sudah kita ambil. Tiap kamera berbeda-beda. Ada yang berbentuk analog dan ada yang berbentuk scrol.
4.    Tombol play
Melihat tampilan hasil jepretan kita
5.    Tombol menu
Berfungsi untuk Melakukan perubahan settingan kamera yang dapat kita lihat di LCD
6.    Tombol zoom
Berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil hasil jepretan kita.
7.     Tombol AV
Berfungsi mengatur kompensasi pencahayaan (exposure compensation)
8.    Speaker
Mendengar suara yang sudah kita rekam divideo.
9.    Tombol rekam
Berfungsi merekam video
Tampak atas
1.      Tombol power
Menghidupkan dan mematikan kamera DSLR
2.     Shut mode button
         Berfungsi mengatur mode-mode pemotretan yang kita inginkan

semoga bermanfaat.
tunggu yang selanjutnya...:)




http://difikomagazine.blogspot.com/2012/11/bagian-bagian-dslr-canon-1100d-beserta.html

PENULISAN ILMIAH

Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku.
Penyusunan penulisan dimaksudkan untuk menyebarkan hasil tulisan dengan tujuan tertentu yang khusus, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan penulisan tersebut. Sasaran penulisan yang dimaksud adalah untuk masyarakat tertentu seperti ilmuwan, masyarakat luas baik perorangan maupun kelompok dan pemerintah atau lembaga tertentu.
Suatu penulisan dikatakan ilmiah, karena penulisan tersebut adalah sistematik, generalisasi, eksplanasi, maupun terkontrol.
1. Penulisan ilmiah adalah sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah tertentu seperti : mengidentifikasi masalah, menghubungkan masalah dengan teori tertentu, merumuskan kerangka teoritis / konsepsional, merumuskan hipotesis, menyusun rancangan studi, menentukan pengukurannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat kesimpulan.
2. Penulisan ilmiah adalah generalisasi, karena dapat dirumuskan atau diambil suatu kesimpulan umum.
3. Penulisan ilmiah adalah eksplanasi, karena menjelaskan suatu keadaan atau fenomena tertentu.
4. Penulisan ilmiah terkontrol, karena pada setiap langkahnya terencana dengan baik, mempunyai standar tertentu, dan kesimpulan disusun berdasarkan hasil analisis data. Penulisan ilmiah berupaya mengungkapkan secara jelas dan tepat mengenai masalah yang dikaji, kerangka pemikiran untuk mendekati pemecahan masalah, serta pembahasan hasil maupun implikasinya. Karena itu, penulisan ilmiah harus disusun secara logis dan terperinci berupa uraian toeritis maupun uraian empirik.
·         Tujuan Penulisan Ilmiah
Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

·         Aspek – Aspek Yang Terdapat Dalam Penulisan Ilmiah
Isi dari Penulisan ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1.Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3.Masalah dibatasi, sesempit mungkin.

·         Jenis-jenis Penulisan Ilmiah
Jenis-jenis penulisan ilmiah yang utama ialah esei ilmiah, kertas kerja, laporan kajian, tesis dan disertasi.
1.      Esei ilmiah merujuk karangan ilmiah yang pendek tentang topik atau permasalahan berdasarkan data yang diperolehi melalui rujukan perpustakaan dan / atau kerja lapangan. Penghuraiannya bersifat rasional-empiris dan objektif.
2.      Kertas kerja ialah penulisan ilmiah yang memaparkan sesuatu fakta atau permasalahan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan. Analisis dalam kertas kerja adalah lebih serius serta bersifat rasional-empiris dan objektif. Kertas kerja biasanya ditulis untuk diterbitkan dalam jurnal akademik atau dibentangkan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop dan sebagainya.
3.      Laporan kajian atau penyelidikan ialah penulisan ilmiah yang menyampaikan maklumat atau fakta tentang sesuatu kepada pihak lain. Penghuraiannya juga bersandarkan kepada metodologi saintifik dan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan.
4.      Tesis ialah penulisan ilmiah yang sifatnya lebih mendalam. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh daripada pengamatan atau penyelidikan sendiri. Penulisan ilmiah ini melibatkan pengujian hipotesis bagi membuktikan kebenaran.
5.      Disertasi ialah penulisan ilmiah tahap tertinggi dalam hierarki pancapaian akademik, yaitu untuk mendapatkan gelaran Doktor Falsafah (Ph.D). Disertasi melibatkan fakta berupa penemuan penulis sendiri berdasarkan metodologi saintifik dan analisis yang terperinci.
·         Prinsip Dalam Membuat Penulisan Ilmiah
Suatu penulisan ilmiah harus memenuhi dan menggunakan pendekatan atau metoda ilmiah. Pada umumnya, dalam merencanakan suatu penulisan ilmiah mencakup beberapa tahapan seperti :
1.pemilihan masalah penelitian
2.pengumpulan informasi
3.pengorganisasian naskah
4.penulisan naskah
Tahapan ini sebaiknya dilakukan secara berurutan, walaupun dapat juga dilakukan bersamaan.
1.Pemilihan topik masalah penelitian
Pemilihan dan penentuan masalah penelitian merupakan tahap awal dari suatu penulisan ilmiah. Pemilihan topik masalah sangat menentukan arah kegiatan penulisan ilmiah pada tahap berikutnya.
Sumber
Masalah penelitian yang akan digunakan dapat bersumber dari :
-penulis sendiri
-orang lain, seperti : para ahli, dosen
-buku referensi dan bahan bacaan yang telah dibaca oleh penulis
Masalah penelitian dapat muncul dari adanya kesenjangan (gaps) antara yang seharusnya (menurut teori, konsep) dengan kenyataan yang terjadi dilapangan (praktek) berupa fakta, seperti :hilangnya informasi sehingga menimbulkan kesenjangan pada pengetahuan, terdapat hasil yang berlawanan dari penerapan teori dengan fakta dilapangan (praktek), terdapat fakta yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
•Keterbatasan
Dalam memilih dan menentuan topik masalah, sering ditemukan beberapa keterbatasan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu :
-Minat. Masalah yang dipilih sebaiknya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Masalah yang kurang sesuai dengan minat, akan menghambat konsentrasi dan keseriusan dan penyelesaian penulisan ilmiah.
-Mampu dilaksanakan, masalah yang akan dipilih harus dapat dilaksanakan denga baik, karena penulis harus mampu menguasai materi, mempunyai waktu yang cukup, mempunyai tenaga pelaksana yang terlatih dan cukup, mempunyai dana yang cukup.
-Mudah dilaksanakan, penelitian dapat dilaksanakan karena cukup faktor pendukung seperti data yang tersedia cukup, mendapat izin dari yang berwenang.
-Mudah dibuat masalah yang lebih luas, masalah yang telah dipilih sebaiknya dapat dikembangkan lagi sehingga dapat disusun rancangan yang lebih kompleks untuk penelitian berikutnya.
-Manfaat, penelitian harus bermanfaat dan dapat digunakan hasilnya oleh orang tertentu atau kelompok masyarakat dalam bidang tertentu.
Pengumpulan informasi
Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam penulisan :
-Evaluasi instrumen, guna mendapatkan data yang lebih akurat dan konsisten.
Instrumen adalah alat bantu penelitian untuk mengumpulkan data. Instrumen harus dapat diformulasikan dan disesuaikan dengan setiap teknik pengumpulan data (seperti tes, kuisioner, wawancara, observasi, dokumentasi). Karena itu, pengujian terhadap instrumen sangat penting dan mutlak dilaksanakan sebelum instrumen tersebut digunakan untuk pengumpulan data. Penulis harus menguji instrument dan mengetahui hasilnya terlebih dahulu, yaitu dengan pengujian keabsahan (validity) dan pengujian keterandalan (reliability). Hasil pengujian keabsahan bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian antara konsep yang akan diteliti dengan uraian dan indicator yang digunakan pada instrumen, sedangkan pengujian keterandalan bermanfaat untuk mengetahui sejauhmmana tingkat ketepatan (akurasi) dan kemantapan (konsistensi) instrumen tersebut.
-Evaluasi sumber data. Data yang dikumpulkan dapat berasal dari data primer dan/atau data sekunder.
-Pembuatan catatan.
•Pengorganisasian naskah
Terdapat beberapa prinsip penting untuk menyusun suatu penulisan ilmiah diantaranya:
-Pola kronologis, menjelaskan setiap langkah harus dilakukan secrara bertahap dan beraturan.
-Pola perbandingan, menyajikan persamaan dan/atau perbedaan antara dua atau lebih dari dua orang, tempat, benda, keadaan.
-Pola sebab akibat, menguraikan kejadian atau kekuatan yang dapat menghasilkan sesuatu, menjelaskan bagaimana sesuatu dapat berubah bila kondisinya berbeda.
-Pola spasial, mengungkapkan bentuk fisik atau dimensi geografis dari topik masalah, sehingga dapat mengarahkan pembaca melalui topik yang membahas beberapa lokasi.
-Pola analisis, adalah suau proses memerinci suatu subjek menjadi bagian dan dapat mengklarifikasinya.
Pola-pola tersebut biasanya digunakan secara kombinasi, baik digunakan pada setiap alinea atau untuk keseluruhan isinya.  Untuk membagi dan mengklarifikasian isi naskah sangat tergantung pada panjang dan kompleksitas materinya. Judul bab harus dinyatakan secara jelas dan tepat, yang menggambarkan isi bab tersebut dan hubungan dengan penulisan secara keseluruhan. Bagian bab dapat digunakan untuk membagi bab yang panjang dan beragam isinya.
Penulisan naskah
Pada umumnya, penulisan ilmiah terdiri atas :
-Persiapan naskah,
-Naskah pertama.
Apabila penulis telah mempunyai cukup informasi dan data untuk merumuskan idea dan menyempurnakan kerangka pemikiran, maka saatnya penulis untuk membuat naskah pertama berupa konsep (draft). Dalam penulisan naskah pertama dipusatkan pada pengembangan idea. Penulis dapat memulai tulisan dari awal hingga akhir secara berurutan
-Revisi. 
Setelah naskah pertama selesai, lakukan pemeriksaaa kembali secara menyeluruh pada materi penulisan. Hal ini dilakukan dengan menyempurnakan yang kurang jelas dan perbedaan pada rangkaian tulisan, gunakan kata yang tepat dan struktur kalimat yang efektif. Upayakan agar setiap alinea hanya mengandung satu gagasan atau pokok bahasan. Revisi dapat dilakukan beberapa kali sehinga menjadi naskah kedua.
-Format.
Penggunaan format tulisan seringkali berbeda. Namun, pada kenyataannya format mempunyai prinsip yang sama, yaitu : bagian pembuka, bagian isi dan bagian penutup.
-Editing.
Editing akhir mencakup pemeriksaaan terhadap masalah dan mengaikannya dengan seluruh penulisan terutama pada pembahasan dan kesimpulan.
-Koreksi akhir.
Koreksi akhir biasanya dilakukan pada hasil cetakan tulisan. Apakah masih terdapat kesalahan cetakan, tata bahasa, pemilihan kata atau penggunaan struktur kalimat?

·         Langkah-langkah Pembuatan Penulisan Ilmiah
•Memilih sebuah pokok soal (topik) yang ditulis dengan minat penulis
•Mencari sumber yang autoratif
•Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik.
•Mencari buku-buku, artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi.
•Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar (kerangka karangan).
•Menyusun kerangka karangan yang final.
•Menulis draft pertama karangan (karangan sementara). Dalam menulis karangan sementara, kutipan, catatan kaki atau catatan akhir hendaknya diletakan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan tepat. Sistematika Penulisan Ilmiah Hingga saat ini format penyajian penulisan ilmiah belum ada yang baku. Walaupun berbeda dalam format penulisannya, penyajian atau pemaparan suatu penulisan ilmiah tetap sama, yaitu logis dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris artinya dibahas secara mendalam berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan.Penulisan ilmiah harus berdasarkan kegiatan ilmiah yaitu ada latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka berpikir (konsep), hipotesis (tentative), metode penelitian, analisis dan uji hipotesis.

·         Bentuk laporan Penulisan Ilmiah
A.Bagian Awal, terdiri dari :
1.halaman judul, ditulis sesuai dengan cover depan sesuai aturan yang ada.
2.lembar pernyataan, merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan karya tulis ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
3.lembar pengesahan, berisi daftar pembimbing atau guru pembina. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing.
4.abstraksi, berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Ilmiah dengan maksimal 1 halaman.
5.halaman kata pengantar, berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan pembuatan penulisan ilmiah.
6.halaman daftar isi, berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.
7.halaman daftar tabel (tentatif).
8.halaman daftar gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta (tentatif).

B.Bagian Tengah, terdiri dari :
1.Bab Pendahuluan, terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a)      latar belakang masalah, menguraikan alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
b)      rumusan masalah, berisi masalah apa yang terjadi dan merumusan masalah dalam penelitian.
c)      batasan masalah, memberikan batasan yang jelas dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak dikaji.
d)     tujuan penelitian, menggambarkan hasil yang bias dicapai dari penelitian dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e)      metode penelitian, menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-jenis metode penelitian :
-studi pustaka : semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal
-studi lapangan : data diambil langsung di lokasi penelitian
-gabungan : menggunakan gabungan metode studi pustaka dan studi lapangan
f) sistematika penulisan, memberikan gambaran umum dari bab ke bab, isi dari penulisan ilmiah.
2.Bab landasan teori atau bab tinjauan pustaka, menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
3.Metode penelitian, menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
4.Bab Analisis data dan pembahasan, membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5.bab kesimpulan dan saran, bab ini bisa terdiri dari kesimpulan saja atau ditambahkan saran. Kesimpulan, berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis yang diperoleh dari penelitian. Saran ditujukan kepada pihak-pihak terkait sehubungan dengan hasil penelitian.

C.Bagian Akhir, terdiri dari :
1.daftar pustaka, berisi daftar referensi yang digunakan dalam penulisan.
2.lampiran, penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik atau tabel.
http://bloggerklengerrr.blogspot.com/2009/10/pengertia-penulisan-ilmiah.html